MLDV
(Manual Lymphatic Drainage)
MLDV
adalah teknik manual yang dikenal sejak tahun 1932 untuk membantu
mengalirkan cairan dari jaringan melalui kelenjar getah bening. Bila dilakukan
dengan cara, arah, tekanan, serta metode yang tepat, maka teknik MLDV sangat
tepat untuk memfasilitasi drainage. Teknik ini masuk ke Indonesia sekitar tahun 2005
yang dibawa oleh Ibu Renee Go, seorang Fisioterapis warga negara Belanda yang
merasa terpanggil untuk membantu meningkatkan kualitas Fisioterapi di Indonesia.
Di RS Setia Mitra sendiri
teknik MLDV ini telah kami buka setahun setelah masuk ke Indonesia dengan
fisioterapis yang telah terlatih dengan baik.
Sistem Limfatik (Getah Bening) adalah “sesuatu” yang ada di dalam ruang lingkup fisioterapi yang tidak terungkap dan tidak tersentuh karena dianggap berbahaya. Semula sangat tidak dianjurkan memberikan massage pada nodus limfatik karena dapat menyebarkan bakteri dan virus. Pasien dengan pembengkakan pada nodus limfe di pangkal leher biasanya dilakukan operasi guna membuang nodus tersebut. Demikian juga pada kasus operasi pengangkatan usus buntu, dan limpa (spleen) yang dilakukan tanpa mempertimbangkan bahwa mekanisme pertahanan tubuh akan menurun.
Seiring
dengan perkembangan ilmu kedokteran, saat ini telah dipastikan bahwa cairan
limfe adalah sumber kekuatan ajaib yang tersembunyi.
Cairan
limfe adalah cairan dengan masa yang berat, terdiri dari hampir semua komponen
plasma darah, yaitu sel-sel darah putih ,cairan interstisial (cairan
diluar/diantara sel), makromolekul dan produk-produk sisa metabolisme lainnya
yang masuk ke dalam kapiler limfatik di dalam jaringan perifer dan kemudian
ditransportasikan melalui pembuluh limfatik yang lebih besar dan duktus
thoracic kembali ke system vaskuler untuk di sirkulasikan kembali ke seluruh
tubuh.
Nuklei
dari lymphocytes (sel darah putih di dalam nodus limfe) terdiri dari substansi
pemberi kehidupan Deoxyribonucleic Acid (DNA) dan juga merupakan alat
transportasi dari ciri/karakter genetik semua organisme. Penelitian oleh ahli
imunologi juga menyatakan bahwa lymphocytes memproduksi antibody untuk
melindungi tubuh melawan virus dan infeksi.
Teknik
Manual Lymph Drainage ini diciptakan oleh Emil Vodder, seorang ahli biologi
dari Denmark. Sebagai seorang ahli biologi, ide awal terciptanya teknik ini
adalah untuk “regenerasi sel”.
Untuk
membuat sebuah sel tetap hidup dibutuhkan kualitas lingkungan yang bagus, yaitu
pH (kondisi asam-basa) yang tepat dan cairan yang selalu bergerak (sirkulasi).
Dan gerakan sirkulasi cairan tersebut merupakan kerjasama antara peredaran
darah dan peredaran limfe di dalam sirkulasinya masing-masing.
Sistem
peredaran darah mendapatkan tenaga untuk bersirkulasi dari mekanisme pompa
jantung. Dalam sirkulasinya, sistem peredaran darah mengangkut oksigen, nutrisi
dan lain-lain melalui pembuluh darah arteri yang semuanya dibutuhkan oleh
sel-sel di tubuh kita untuk melakukan metabolisme. Setelah sel-sel melakukan
metabolisme, maka akan dihasilkan produk-produk hasil dan sisa metabolisme yang
harus dialirkan atau bahkan dibuang. Tugas pengangkutan ini sebagian besar dilaksanakan
oleh pembuluh vena yang dibantu oleh :
1.
Kontraksi otot-otot di sekitar pembuluh vena (sebagai pompa)
2.
Pernapasan (respirasi)
3.
Tekanan arterial
Tetapi
tidak semua materi tersebut sanggup diangkut oleh pembuluh vena. Hanya 90 %
dari cairan tersebut yang dapat diserap oleh vena dengan mekanisme osmotic.
Sifat anatomis pembuluh vena juga tidak memungkinkan untuk mengangkut
materi-materi berukuran besar, misalnya protein. Sehingga sisanya 10 % diangkut
oleh pembuluh limfe.
Sistem
Limfatik bukanlah sistem sirkuler. Sistem limfatik merupakan sistem satu arah
yang tidak dibantu oleh mekanisme pompa jantung. Sistem limfatik terdiri dari
suatu jaringan pembuluh dengan dinding yang tipis yang mengalirkan cairan dan
materi dari ruang interstisial. Aliran limfatik berawal dari jaringan kapiler
(limfatik terminal) yang mengalirkan cairan dari perifer (tepi) dan
mengembalikan cairan tersebut ke sistem kardiovaskuler.
Cairan
limfe bertemu dengan lymphocytes di dalam nodus limfe. Dan didalam perjalanannya
yang melawan gaya gravitasi, mekanisme sistem limfatik ini di fasilitasi oleh:
1.
Katup pembuluh limfe
2.
Sistem syaraf simpatis
3.
Mekanisme pompa otot
4.
Pernafasan diafragma
5.
Aktifitas aktif dan pasif
6.
Gerakan peristaltik organ-organ dalam (viscera)
Lymphatic
Drainage (pengairan limfatik) adalah sesuatu yang normal dan merupakan fungsi
essensial di dalam tubuh yang sehat. Tetapi aliran ini dapat mengalami hambatan
dikarenakan kondisi sakit, cedera, radioterapi atau bahkan stress. Perlu
diingat bahwa tubh kita hanya mengijinkan dirinya di drainase oleh aliran ini
apabila dalam kondisi rileks, atau kami sebut sebagai “kondisi
parasymphatetic”. Lawan dari parasymphatetic adalah (Ortho)sympathetic. Dengan
menghambat orthosympathetic maka parasympathetic dapat melaksanakan fungsinya.
Jadi tujuan pertama dilakukan Manual Lymph Drainage adalah menstimulasi
parasympathetic.
Teknik
Manual Lymph Drainage ad modum Vodder (MLDV) adalah teknik dengan menggunakan
metode inhibisi (menghambat) orthosympathetic dan menstimulasi parasympathetic.
Teknik ini selalu diawali dengan teknik Basic yang dilakukan pada area
jugular-abdomen-mobilisasi diafragma. Teknik ini akan memberikan efek cepat
pada syaraf vagus (syaraf cranial X) yang akan memprovokasi stimulasi sistem
parasympathetic sehingga berefek langsung pada seluruh sistem limfatik.
Hasilnya adalah relaksasi dan Mental Awarenes (kesadaran mental).
Tekanan
yang dilakukan pada teknik ini adalah sangat ringan karena untuk melengkapi
tekanan hidrostatik jaringan, dan juga mempunyai efek parasympathetic.
Gerakan
memompa pada teknik ini tidak akan memprovokasi keluarnya histamin di bawah
kulit yang bisa mengakibatkan hiperemia (kulit memerah) seperti yang selalu
terjadi bila dilakukan teknik massage klasik. Teknik gerakan massage klasik
tidak mempunyai efek drainase (pengairan) yang sebenarnya karena bersifat
kuat/keras, dengan tekanan yang tidak elastis, dan juga malah mengosongkan
pembuluh darah bagian dalam sehingga menghindarkan regenerasi plasma dari
alirannya ke dalam jaringan. Dan bahkan sering terjadi kerusakan
pembuluh-pembuluh dan kapiler-kapiler dengan rasa nyeri dengan adanya hematoma.
Guna mendapatkan
efek pompa cairan maka lymph drainage menggunakan teknik gerakan spiral
sirkuler yang memompa cairan ke dalam kemudian keluar dengan konsentrasi
sentuhan pada ujung jari. Gerakan spiral juga mengaktifkan pulsasi angion
(pembuluh limfe) dan menghambat sistem orthosympathetic.
Dengan
teknik ini relaksasi jaringan akan tercapai sehingga memungkinkan cairan limfe
untuk penetrasi dengan membawa oksigen dan material pembangun yang baru untuk
meregenerasi semua organ dan jaringan.
Pengalaman
para praktisi MLDV di lapangan adalah dengan memberikan terapi MLDV ini, mereka
(therapis) juga mendapatkan hasil serupa seperti yang diperoleh oleh pasien
yaitu berada di dalam “kondisi parasympathetic”.
Tim Fisioterapis Rumah
Sakit Setia Mitra yang professional dan
berpengalaman dan sudah sering sekali memberikan pelayanan MLDV, siap
membantu Anda.
Apabila Anda membutuhkan informasi lebih
lanjut, silakan datang langsung ke bagian Instalasi Fisioterapi atau hubungi
kami di 021.7656000 eks. 152 (Fisioterapi) 118, 159 (Informasi dan Pendaftaran
Pasien).